Puisi ini didedikasikan untuk sosok di luar sana
Menggapai Mentari
Adakah secercah harapan untuk roman ini?
Di mana ia tak lagi harum dan gemerlap, sampai
Insan Tuhan pun tak dapat membangkitkannya?
Capai , luka, dan tangis telah dilangkahinya
Hati nan rapuh telah dilekatkannya
Angkasa biru menjadi saksi perjuangannya
Namun, sang mentari meredupkan cahayanya
Dia berpaling, dia pergi, dia tiada
Rasa yang telah tumbuh kini terbakar
Abu hitam pun menjadi anaknya
Kini, mentari telah menemukan cahayanya
Usangnya roman sampai tak terlihat
Rombakan hatinya tersapu oleh silau
Nalar dan logika kini tak terlampaui
Inilah hidup, inilah cinta
Angkasa yang biru telah mereka warnai
Warna-warni sayang yang mereka taburkan
Aku, sang awan, menjadi arakan belaka, menjadi tak kasat mata
Niscaya sang mentari tersenyum, awan pun semakin menghilang
Tidak ada komentar :
Posting Komentar